Minggu, 02 Juli 2017

Pendidikan Anak Prasekolah






1.      Pengertian Anak Prasekolah
Bervariasinya pemahaman para ahli pendidikan tentang pengertian pendidikan anak Prasekolah sehingga akan mengaburkan arah pembicaraan. Kajian ini mengarahkepada tinjauan Dr. Mansur tentang anak Prasekolah dari sudut pandang agama, darihasil pengkombinasian agama dan umum. Mansur, dalam landasannya untuk menjelaskan pengertian anak Prasekolah mengacu kepada The Nation Assocition for The Education of Young Childhood (NAEYC).

Early Childhood adalah anak yang berusia sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun.
Batasan ini seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakanya sebagai tipe Prasekolah.

 
A.      Mengenal Pendidikan Anak
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak balita sebelum masuk sekolah taman kanak-kanak atau pendidikan dasar pertama yaitu sekolah dasar (SD). Sistem pendidikan ini juga sering dinamakan dengan pendidikan usia dini atau PAUD. Sistem pendidikan pra sekolah ini pertama kali dikenal oleh masyarakat ketika mereka mulai menyadari arti pentingnya mendidik anak sejak dini. Sehingga penyelenggaraannya juga lebih sering dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui berbagai macam organisasi seperti PKK atau Lembaga Swadaya Masyarakat lain yang bergerak di bidang pendidikan.
Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi serta punya jiwa sosial yang tinggi. Sehingga ketika mereka masuk pada tingkat pendidikan dasar pertama, anak-anak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan lebih mandiri.
Mendidik anak sejak dini memang memang perlu melibatkan masyarakat umum bukan sekedar menjadi tugas orangtua semata. Karena rentang usia antara nol hingga enam tahun adalah masa emas dimana otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga mencapai 80%. Pada usia ini anak dengan mudah menyerap berbagai informasi melalui obyek yang dilihat dan diamati.
Namun pada usia ini pula anak belum bisa membedakan mana info yang baik dan yang tidak baik bagi mereka. Dan yang tidak boleh dilupakan, anak-anak ini ketika melakukan pengamatan tidak terbatas pada lingkup keluarganya saja, namun sudah mulai merambah pada lingkungan luar rumah. Dari sini sistem pendidikan pra sekolah untuk mendidik anak sejak dini yang diadakan akan punya peran yang penting.
Sebab pendidikan pra sekolah atau PAUD akan mengajarkan pada anak untuk memilih mana info yang boleh dijadikan contoh dan info yang tidak boleh diserap. Sehingga mereka sudah bisa membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang merupakan pelanggaran serta tidak boleh ketika masuk pada pendidikan dasar pertama.
Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra sekolah tidak hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan pada bentuk-bentukpermainan edukatif dan kandungan moral yang tinggi. Jadi anak tidak akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya yang penuh kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.

1.      Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah
Pada perosesnya anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan berbagai kegiatan jasmani. Pada usia tiga tahun anak mampu melakukan berbagaigerkan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar menaiki tangga dan berlari.Sebagai orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong untuk  perkembangan koqnitif dan motorik anak tersebut. Dengan demikian perlu adanya perencanaan pendidikan untuk anak Prasekolah sehingga kognitif dan motorik anak dapat terarahkan dengan baik.Untuk merancang pendidikan anak, para orang tua dan guru perrlu berpikir agar tidak terlalu banyak menuntut keterampilan di luar kemampuan anak. Setiap harianak-anak membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran danaktivitas yang tinggi, tetapi kecendrungan anak saat ini lebih banyak melakukankegiatan pasif seperti menonton atau duduk diam di bangku atau kursi.Dengan demikian perencaan yang harus dilakukan guru dan orang tua untuk mendorong perkembangan jasmani anak-anak antara lain:
·         memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain
·         menyediakan fasilitas yang merangsang pergerakan motorik kasar dan halus.


2.      Keteraturan dan Ketidak Teraturan Perkembangan Anak Prasekolah
Dari konsepnya guru mempunyai kecenderungan memperlakuklan anak didiknyadengan perlakukan rata-rata atau sedikit di atas rata-rata. Walaupun ada di antaranyaguru yang sedikit menyimpang, akan tetapi dalam beberapa hal masih dapat diterima.
·           Perbedaan yang ada di antara anak-anak biasanya adalah dalam betuk budaya, bahasa, sosial dan perbedaan atau kelainan yang ditemukan.
·           perbedaan budaya, setiap kelompok manusia di dalam suatu masyrakat mempunyai nilai budaya yang khas sifatnya. Budaya dapat diartikan sebagaisikap dan tigkah laku yang telah dipelajari dan dimiliki sekelompok orang.
·           perbedaan bahasa, jika anak bebeda dari segi budaya maka seringkali mereka juga berbeda dari segi bahasa yang dipergunakan. Misalnya anak memiliki kemampuan retorika berbahasa indonesia yang berbeda, ini juga dapatmenyebabkan anak menjadi malu dan terhambat perkembangan sosialnya.
·           perbedaan kelas sosial ekonomi, dari hasil penelitian ditemukan bahawa ada perbedaan yang sagat signifikan dalam tugas akademik antara anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dengan anak dari keluarga yang lebihmampu. Perbedaan ini pada dasarnya bukan berasal dari keturunan (heraditas),namun sering dikatakan dengan pengaruh lingkungan.

Ciri Anak Prasekolah atau TK – Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi.Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadapanak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Dalam proses perkembanganya ada ciri-ciri yang melekat dan menyertai periode anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisiksosialemosi dankognitif.
1)      Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK.
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
2)      Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalamsocial participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial:
a)      Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
b)      Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara.
c)      Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
d)     Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung.
e)      Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
f)       Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
3)      Ciri Emosional Anak Prasekolah atau TK
Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
4)      Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK
Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
a)      Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b)      Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c)      Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
Berikan kesempatan dandorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.
a)        Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku.
b)       Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
c)        Kagumilah apa yang dilakukan anak.
d)       Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.

C.      APA YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK DETEKSI DINI OBSERVASI
Proses memperhatikan seorang anak metakukan kegiatan tanpa mencampuri
kegiatan anak tersebut.
PEDOMAN OBSERVASI (Children's Resources International, 1997)
1.        Tentukan waktu untuk mengamati perilaku anak. Misal: 15 menit pada saat anak bermain.
2.        Yang diamati adalah peritaku anak yang dapat dilihat
3.        Deskripsikan peritaku secara akurat dan rinci sesuai fakta yang teramati Misal: Abet masuk ke kelas dan langsung bercerita kepada temannya bahwa ia memiliki dinosaurus yang kecil dan lucu di rumahnya. Ketika temannya mengatakan bahwa ia berbohong Adam terus menyampaikan bahwa dinosaurusnya adatah binatang peliharaannya yang baru dan mengatakan:'kalau tidak percaya kamu tanya papa saya'.
4.        Tidak metakukan penafsiran atau interpretasi subjektif dalam deskripsi perilaku (yang dipikir atau dirasa terjadi), misalnya: 'Eni malas' 4 'Eni tidak metakukan instruksi guru setiap kati guru meminta siswa untuk mengerjakan sesuatu dan Eni lebih memilih untuk tidur‑tiduran di bangku nya'.
5.        Buat catatan untuk mendokumentasikan hasil observasi.
PERILAKU YANG DIAMATI (Children's Resources International, 1997):
Bagaimana anak bereaksi terhadap hal‑hal rutin. Bagaimana anak berperilaku pada saat perpindahan dari satu kegiatan ke kegiatan lain, periode tenang dan periode aktif, periode kegiatan kelompok dan periode kegiatan perorangan. Amati anak saat berpisah dengan orangtua, makan, menggunakan toilet, berpakaian, mencuci tangan, dan beristirahat.

Pengelolaan Kelas

PROSEDUR DAN TEKNIK PENGELOLAAN KELAS


A.          Pengertian Prosedur pengelolaan kelas
 Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:1092), prosedur adalah cara mengerjakan suatu pekerjaan menurut tingkat-tingkatnya. Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.
Yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.
Sedangkan Prosedur pengelolaan kelas merupakanserangkaian langkah kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Istilah prosedur itu sendiri mengandung arti sebagai suatu cara atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah dientukan.
B.            Prosedur pengelolaan kelas
Dalam pengelolaan kelas harus dilaksanakan dengan prosedur tertentu, yang mana prosedur ini merupakan langkah yang dilalui guru dalam kegiatan belajar mengajar, paling tidak akan mengarahkan proses pengelolaan kelas yang lebih terarah dan teratur. Untuk itu terdapat dua prosedur pengelolaan kelas, yaitu prosedur bersifat Preventif(pencegahan), dan prosedur yang bersifat Kuratif (penyembuhan).
1.       Prosedur Preventif (pencegahan)
Merupakan mencegah suatu tindakan sebelum adanya penyimpangan khususnya didalam kelas agar tidak mengganggu proses belajar mengajar. Prosedurnya antara lain:
a)      Peningkatan kesadaran diri sebagai guru, sehingga guru dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan tugasnya.
b)      Peningkatan kesadaran pada siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan kesadaran serta dapat menghindarkan diri peserta didik dari sikap yang tidak terpuji, seperti sikap malas, sikap mudah putus asa, mudah ,marah, mudah kecewa, mudah tertekan oleh peraturan sekolah dan sebagainya. Selain itu, guru juga sebaiknya memperhatikan kebutuhan, keinginan dan memberikan dorongan pada siswanya, menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan rasa keterbukaan antara guru dan siswa.
c)      Sikap polos dan tulus dari guru, sehingga guru dapat mempengaruhi lingkungan belajar siswa. Karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon oleh para siswa.
d)     Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan. Sebaiknya guru dapat mengidentifikasi tingkah laku siswa yang menyimpang baik bersifat individual maupun kelompok, atau bahkan penyimpangan yang disengaja. Dan juga guru sebaiknya belajar dari berbagai pengalaman guru-guru lainnya yang gagal ataupu yang berhasil, untuk mencari alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai persoalan pengelolaan kelas.
e)      Menciptakan kontrak sosial. Yaitu sebuah daftar aturan atau kontrak, tata tertib beserta sanksinya yang mengatur kehidupan di kelas yang mana harus disetujui oleh guru dan siswa.
2.    Prosedur Kuratif (Penyembuhan)
             merupakan tindakan tingkah laku yang menyimpang yang sudah terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-Iarut dan mengembalikannya dalam kondisi yang menguntungkan bagi berlangsungnya proses belajar.
Adapun langkah-langkahnya yaitu:
a)    Mengidentifikasi masalah, gunanya untuk mengenal dan mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas.
b)    Menganalisis masalah, guru menganalisis penyimpangan siswqa dan menyimpulkanlatar belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan, selanjutnya menentukan alternatif penanggulangannya.
c)    Menilai alternatif pemecahaan, guru menilai alternatif pemecahan yang sesuai, kemudian memilih alternatif pemecahan yang dianggap sudah tepat serta melaksanakannya.
d)   Mendapatkan balikan, guru melakukan kilas balik agar alternatif pemecahan yang dipilih tadi sesuai target yang sudah direncanakan. Dengan cara guru membentuk pertemuan dengan peserta didiknya untuk perbaikan dan kepentingan siswa dan sekolah, semata-mata untuk kepentingan bersama.
 prosedur kelas harus dimonitor dengan baik. Guru juga harus berespons kepada hampir setiap penyimpangan peraturan atau prosedur. Ketika guru mengumumkan bahwa kelas atas siswa individu tidak benar mengikuti prosedur, pendekatan terbaik adalah untuk meminta siwa menetapkan prosedur yang benar dan kemudian mempraktikkannya.
C.           Teknik pengelolaan kelas
 Teknik mengelola kelas adalah teknik dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar-mengajar yang serasi dan efektif. Guru perlu menguasai teknik ini agar dapat :
1.      Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku sesuai dengan tata tertib serta aktifitas yang sedang berlangsung
2.      Menyadari kebutuhan siswa serta
3.      Memberikan respon tang efektif terhadap perilaku siswa.

Adapun tehnik-tehniknya sebagai berikut:
1.      Tehnik mendekatiBila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.
2.      Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat kenakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3.      Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4.      Teknik tidak mengacuhkanUntuk menerapkan  cara ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5.      Teknik menghimbauKadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
 Dalam pengelolaan kelas, guru juga bisa melakukan: pengorganisasian kelas, melakukan kegiatan komunikasi, kegiatan monitoring dan seperti apa ketika menyampaikan pembelajarannya.
a.        Pengorganisasian kelas, antara lain:
a)      Mengatur tempat duduk, sehingga memudahkan siswa memandang ataupun berpindah.
b)      Membuat jadwal harian dan mendiskusikannya.
c)      Siswa diberi janji sampai guru memaparkan secara jelas kegiatan yang akan datang.
d)     Mendorong siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar untuk tidak mengerjakan tugas-tugas siswa lainnya.
e)      Menetapkan kegiatan rutin untuk mengumpulkan pekerjaan rumah
f)       Melakukan kompetisi kelompok untung merangsang transisi yang lebih banyak lagi.
b.       Kegiatan komunikasi
 Dalam kegiatan komunikasi ini dapat berupa Sending skills, keterampilan-keterampilan yang disampaikan kepada siswa, seperti: melakukan perjanjian dengan segera, berbicara langsung dengan siswa, berbicara dengan santun. Dan juga dapat berupa Receiving skills, bentuk keterampilan yang diterimakan kepada siswa yang terdiri dari: tidak menilai apa yang didengar tetapi bersifat empatik, agar membuat pendengar jelas upayakan aktif dan reflektif dalam mendengar, lakukan tatap muka dan selalu memperhatikan informasi nonverbal, sarankan kepemimpinan yang kuat dengan menggunakan gesture, ekspresi wajah dan gerakan badan.
c.        Kegiatan monitoring
a)      Tangani secara tenang dan cepat apabila terdapat perilaku siswa yang mengganggu di kelas.
b)      Ingatkan kembali kepada siswa tentang prosedur dan aturan kelas.
c)      Ciptakan agar siswa patuh terhadap prosedur dan aturan kelas.
d)     Berikan penjelasan terhadap siswa bahwa akibat gangguan tersebut akan mendapatkan konsekuensi khusus.
e)      Lakukan konsekuensi untuk kelainan perilaku siswa secara konsisten.
f)       Adakalanya terdapat satu atau dua siswa yang mengganggu kelas, upayakan siswa lainnya tetap fokus terhadap tugas.
 Dalam menyampaikan pembelajaran, guru biasanya melibatkan siswa dalam menilai pekerjaannya maupun kegiatan pembelajaran, mengajukan pertanya’an dan berikan waktu untuk berpikir sebelum disuruh menjawab, serta memberikan semangat, ciptakan antisipasi dan lakukan berbagai kegiatan yang meningkatkan minat dan motivasi siswa.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (PABK)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus



Pelajar yang tidak biasa(exceptional) adalah anak-anak yang mengalami gangguan atau keterbatasan dan anak-anak yang berbakat.
Siapakah anak yang menderita ketidakmampuan?
Ketidakmampuan(disability) dan cacat(handicap) merupakan istilah yang dapat dipakai bersama-sama, tetapi mengandung makna yang berbeda. Disability adalah keterbatasan atau ketidakmampuan personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang. Handicap adalah kondisi yang dihubungkan dengan orang yang menderita ketidakmampuan.
Para pendidik lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak-anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) dibandingkan dengan istilah “disabled children” (anak tidak mampu/cacat). Tujuannya adalah untuk menekankan pada anaknya bukan pada ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita ketidakmampuan tidak lagi disebut sebagai “handicapped”, walaupun handicapping condition masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan. Misalnya anak-anak yang menggunakan kursi roda tidak memiliki akses yang memadai  untuk ke kamar mandi atau transportasi, disebut sebagai handicapping condition.
Ketidakmampuan dan gangguan dikelompokkan sebagai berikut:
-          Gangguan organ indera
-          Gangguan fisik
-          Gangguan bicara dan bahasa
-          Gangguan belajar(learning disorder)
-          Attention deficit hyperactivity disorder
-          Gangguan emosional dan perilaku
Gangguan Indera
1. Gangguan Penglihatan/Tunanetra
a. kebanyakan dianjurkan memakai kacamata karena low vision.
b. buta secara edukasional/”educationally blind”
2. Gangguan Pendengaran/Tunarunggu
Anak-anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasa.
Masalah pendengaran memiliki dua pendekatan:
a. pendekatan oral antara lain menggunakan gerak bibir, speech reading dan sejenisnya
b. pendekatan manual adalah seperti bahasa isyarat dan mengeja jari.
Beberapa kemajuan medis dan teknologi dapat meningkatkan kemampuan belajar yang mengalami masalah pendengaran yaitu:
-          Pemasangan cochlear dengan prosedur pembedahan.
-          Menempatkan semacam alat di telinga
-          Sistem hearing aids dan amplifikasinya
-          Perangkat telekomunikasi, teletypewriter-telephone,dan radiomall
3. Gangguan Fisik
a. gangguan ortopedik- gangguan ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
b. cerebral palsy- gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah(shaking), atau bicaranya tidak jelas.
c. gangguan kejang-kejang(seizure)- Jenis yang kerap kali dijumpai adalah epilepsi, yaitu gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Epilepsi muncul dalam beberapa bentuk berbeda. Bentuk yang paling umum adalah absent seizures, anak yang memiliki kejang-kejang dalam durasi singkat, tetapi bisa terjadi beberapa kali hingga ratusan kali dalam sehari. Bentuk epilepsy lainya adalah tonic-clonic. Anak akan kehilangan kesadaran dan menjadi kaku, gemetar dan bertingkah aneh. Bila parah, hal ini akan berlangsung selama tiga-empat menit.
d. Retardasi Mental- kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ dibawah 70) dan sulit beradaptasi pada lingkungan sehari-hari. Tipe retardasi mental:
Tipe retardasi mental
Rentang IQ
Persentase
Ringan
55-70
89
Moderate
40-54
6
Berat
25-39
4
Parah
<25
1
Akan tetapi, kategorisasi berdasarkan skala ini bukan prediktor yang sempurna. Dilakukan sistem klasifikasi baru yang dibagi berdasarkan level dukungan.
Intermittent
Dukungan diberikan “saat dibutuhkan”. Individu mungkin membutuhkan dukungan episodic atau dukungan jangka pendek selama transisi dalam kehidupannya. Dukungan ini mungkin diberikan dalam intesitas yang rendah atau tinggi.
Limited
Dukungan cukup intens dan relative konsisten dari waktu ke waktu. Dukungan dibatasi dengan waktu (time-limited) tetapi tidak diselingi jeda. Membutuhkan lebih sedikit staf dan biaya.
Extensive
Dukungan diberikan secara regular(misalnya setiap hari) setidaknya dalam beberapa setting dan tidak dibatasi waktu.
Pervasive
Dukungan yang diberikan secara terus menerus/konstan, sangat intens, dan diberikan pada hampir semua situasi. Bentuk dukungannya seumur hidup.
Bentuk yang paling umum dari retardasi mental adalah down syndrome. Down Syndrome- bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetic sebagai akibat adanya kromosom ekstra(kromosom ke-47).
Fragile X Syndrome- bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromoson X yang tidak normal.
Fetal alcohol syndrome- serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuman alkohol selama masa kehamilan.
4. Ganggu Bicara dan Bahasa
Sejumlah masalah problem bicara(seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan)  dan problem bahasa (kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa ekspresif).
- gangguan artikulasi- problem dalam melafalkan suara secara benar.
- gangguan suara- gangguan dalam menghasilkan ucapan, yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras terlalu tinggi, atau terlalu rendah nadanya.
- gangguan kefasihan- gangguan yang disebut sebagai gagap.
- gangguan bahasa- kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak. Gangguan ini mencakup tiga kesulitan yaitu: kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan, kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan, kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
- bahasa reseptif- resepsi dan pemahaman bahasa. Anak-anak yang menderita gangguan pada bahasa reseptif akan kesulitan menerima informasi yang menyebabkan anak kelihatan cuek atau bengong saja.
- bahasa ekspresif- kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikn pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain. Ada beberapa ciri anak yang menderita gangguan bahasa ekspresif oral, yaitu:
1. mereka mungkin tampak malu dan menarik diri, dan punya problem dalam berinteraksi secara sosial.
2. mereka mungkin menunda memberi jawaban
3. mereka mungkin kesulitan menemukan kata yang tepat.
4. pemikiran mereka mungkin ruwet dan tidak tertata, sehingga memusingkan pendengarnya.
5. mereka mungkin menghilangkan bagian integral dari suatu kalimat atau informasi yang dibutuhkan untuk pemahaman.
5. Gangguan Belajar(learning disability)
Anak-anak yang yang menderita gangguan belajar: (1) punya kecerdasan normal atau di atas normal; (2) kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran atau, biasanya beberapa mata pelajaran; dan (3) tidak memiliki problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Dyslexia- kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.
Tingkat gangguan belajar anak-anak sangat bervariasi. Meningkatkan kemampuan anak yang mengalami masalah dalam belajar ini adalah tugas sulit dan umumnya membutuhkan intervensi intensif agar mereka mampu memberikan hasil yang baik.
Identifikasi. Pertama, diagnosis anak-anak yang mengalami gangguan belajar, terutama dalam bentuk ringan sangat sulit.
Strategi Intervensi. Banyak intervensi difokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan membaca si anak.
Berikut adalah teaching strategies dengan anak yang memiliki gangguan belajar.
1. Perhatikan kebutuhan anak penderita gangguan belajar saat memberi pembelajaran.
2. Sediakan akomodasi untuk ujian dan penugasan
3. Buat modifikasi. Misalnya anak-anak yang lain harus memberikan laporan tertulis sedangkan anak yang berkebutuhan khusus boleh memberikan laporan secara lisan.
4. Tingkatkan keterampilan organisasional dan belajar.
5. Ajarkan keterampilan membaca dan menulis.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Attention Deficit Hyperacitivity Disorder(ADHD) adalah ketidakmampuan dimana anak secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri berikut: (1) kurang perhatian; (2) hiperaktif: dan (3) impulsif.
Gangguan Perilaku dan Emosional adalah masalah serius dan terus-menerus berkaitan dengan hubungan agresi, depresi dan ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
-          Perilaku Agresif di luar kontrol. Anak-anak yang digolongkan yang memiliki gangguan emosional serius dan melakukan tindakan yang mengganggu, agresif, membangkang, atau membahayakan, biasanya akan dikeluarkan dari sekolah.
-          Depresi, kecemasan dan ketakutan. Depresi adalah jenis gangguan mood di mana pengidapnya merasa dirinya tidak berharga sama sekali
Isu Pendidikan yang Berkaitan dengan anak yang menderita ketidakmampuan
Ketentuan hukum telah menyatakan bahwa sekolah harus melayani semua anak yang mengalami gangguan.
Aspek Hukum
Pada pertengahan 1960-an dan 1070-an, anggota dewan perwakilan, pengadilan federal dan kongres AS mengakui hak anak yang menderita gangguan untuk mendapatkan pendidikan khusus. Sebelum masa itu, banyak anak-anak yang menderita gangguan tidak diperbolehkan untuk masuk sekolah dan tidak dilayani semestinya. Pada 1975, Kongres mengesahkan Public Law 94-142, Education for All Handicaped Children Act, yang mensyaratkan agar semua murid dengan ketidakmampuan ini diberi pendidikan tepat dan gratis.
Individual with Disabilities Education Act(IDEA)- pada 1990, Public Law 94-142 diganti menjadi IDEA. IDEA menetapkan mandate luas untuk pelayanan bagi semua anak penderita ketidakmampuan. Mandat ini mencakup evaluasi dan determinasi eligibilitas, pendidikan yang tepat dan rancangan pendidikan yang disesuaikan dengan setiap anak (Individualizeed Education Plan(IEP)) dan pendidikan dalam Lingkungan yang tak terlampau ketat (Education in the Least Restrictive Envrionment(LRE)).
IEP adalah pernyataan tertulis yang menatakan sebuah program yang disusun untuk anak yang menderita ketidakmampuan. Secara umum, IEP harus: (1) sesuai dengan kemampuan belajar anak; (2) disusun khusus untuk memenuhi kebutuhan individual anak, tidak sekedar menyalin apa-apa yang sudah diberikan kepada anak lain; dan (3) didesain untuk memberikan manfaat pendidikan.
LRE adalah sebuah setting yang semirip mungkin dengan setting tempat mendidik anak yang tidak menderita ketidakmampuan.
Penempatan dan Pelayanan
Anak penderita ketidakmampuan dapat ditempatkan di berbagai setting, dan serangkaian pelayanan dapat dipakai untuk meningkatkan pendidikan mereka.
Penempatan anak dengan ketidakmampuan ini disusun dari tempat yang kurang restriktif sampai ke yang paling restriktif:
-          Kelas regular dengan dukungan pengajaran tambahan di kelas regular
-          Sebagaian waktu dihabiskan di ruang sumber daya
-          Penempatan full-time dalam kelas pendidikan khusus
-          Sekolah khusus
-          Instruksi rumah
-          Instruksi di rumah sakit atau institusi lain
Pelayanan untuk anak dapat disediakan oleh guru kelas regular, guru sumber daya, guru pendidikan khusus, konsultan kolaboratif, professional lain, atau tim interaktif.
Anak-anak Berbakat
Anak dengan kecerdasan di atas rata-rata (biasanya didefinisikan memiliki IQ 130 atau lebih) dan/atau punya bakat unggul di beberapa bidang seperti seni, music, atau matematika.
Karakteristik:
1. Dewasa lebih dini(precocity)
2. Belajar menuruti kemauan mereka sendiri.
3. Semangat untuk menguasai.
Mendidik anak-anak berbakat
Anak berbakat yang tidak merasa tertantang dapat menggangu, tidak naik kelas dan kehilangan semangat untuk berprestasi. Terkadang anak-anak ini suka pasif, apatis dan membolos terhadap sekolah.
Empat opsi program untuk anak berbakat adalah:
-          Kelas khusus- secara historis, ini adalah cara yang lazim untuk mendidik anak berbakat. Kelas khusus selama masa sekolah regular dinamakan program pull-out. Beberapa kelas khusus diselenggarakan setelah sekolah regular atau di masa liburan.
-          Akselerasi
-          Program mentor dan pelatihan
-          Kerja/studi dan/atau program pelayanan masyarakat

Program pengayaan adalah memberi murid kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran yang tidak didapatkan di kurikulum umum.
 
Dian Pratiwi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template